Rental Mobil Padang - Dianggap tidak becus mengelola sekolah, puluhan wali murid SD Negeri 17 Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Padang mendemo kepala sekolah tersebut. Mereka minta Kepala Sekolah, Ermi dan anaknya yang juga jadi guru disana, untuk mundur.
Para wali murid menyebutkan, banyak kebijakan kepala sekolah yang merugikan sekolah dan juga murid. Diantaranya soal tidak transparanya pengelolaan dana Bantuan Langsung Siswa Miskin (BLSM). Lalu tindakan kepala sekolah yang semena-mena memecat guru honor.
"Alasan dipecatnya pun bukanlah kesalahan fatal. Misalnya ada salah satu guru honor yang tidak masuk satu hari, tidak lama kemudian kepala sekolah langsung memecatnya," kata Ita, salah seorang wali murid.
Lalu kebijakan lainnya yang menyuruh murid kelas II untuk ikut les bersamanya. Setiap murid yang ikut les dipungut bayaran Rp150 ribu per orang.
"Ada sekitar 10 murid yang ikut les, dan itu membayar seratus lima puluh ribu rupiah per anaknya. Padahal anak kelas dua SD kan belum boleh ikut les," ujarnya lagi.
"Anaknya kepala sekolah itu, Ibuk Dini lebih parah lagi. Dia rela menyobek buku anak murid kalau tidak membuat latihan. Selain itu ia juga menyuruh siswa pulang kalau tidak konsentrasi mengikuti pelajaran darinya, anak sakit juga disuruh pulang, padahal anak itu rumahnya jauh," kata Mira.
Para walimurid berharap, dengan aksi demo yang mereka lakukan itu pihak Dinas Pendidikan dan Walikota Padang mendengar aspirasi mereka. Mereka meminta Dinas Pendidikan untuk segera mengambil tindakan.
.
"Kami berharap apa yang kami suarakan ini bisa direspon oleh pihak di atas. Kami benar-benar tidak nyaman dengan situasi dan kondisi dengan kebijakan kepala sekolah saat ini," tuturnya lagi.
Sementara, Kepala SDN 17 Pasar Ambacang, Ermi, seperti dikutip Singgalang, Selasa(17/12) membatah apa yang dituduhkan kepadanya. "Soal dana BLSM itu memang tidak ada keluar untuk SDN 17 ini," kata Ermi beralasan. (tim/zamrudtv.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar