PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mematok target realistis ekspor untuk kendaraan utuh (CBU) sebesar capaian 2015, yakni 176,700 unit. Meski demikian, pasar otomotif domestik yang masih prosfektif juga menjadi fokus penjualan produk kendaraan roda empat pabrikan asal Jepang itu.
Wakil Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menjelaskan kondisi perekonomian global sangat berpengaruh pada bisnis otomotif. “Harga minyak di bawah US$30 itu juga berpengaruh. Kita lihat itu, kita paling tidak jaga pencapaian di 2015,” katanya saat media gathering di Lembang, Jawa Barat, Jumat (15/1).
Oleh karena itu, imbuhnya, Toyota lebih berfokus pada pasar domestik, dengan salah satunya mendongkrak penjualan varian terbaru dari Toyota Avanza. Selain CBU, TMMIN juga memproduksi 28 tipe mesin dengan 81% kandungan lokal.
Saat ini, sekitar 350 mesin per hari diproduksi di pabrik Toyota Sunter 1 Plant, dan setengahnya untuk diekspor ke berbagai negara, seperti Kazakhtan, Argentina, Fi lipina, Malaysia, Vietnam, dan lainnya.
“Mesin 55% sudah ekspor, sisanya domestik,” jelas Executive General Manager Sunter Plant TMMIN, Turmudi Sujiargiono. Pabriknya juga memproduksi 800-1.000 unit mesin berbahan bakar etanol (biofuel) yang seluruhnya diekspor ke Argentina.
Sejauh ini, ada 70 negara yang telah menjadi pasar ekspor CBU, CKD, engine, serta komponen pabrikan TMMIN. Sementara itu, agar industri otomotif dalam negeri dapat bersaing di MEA, Senior Di rector TMMIN Edward Otto Kanter memaparkan ada tiga hal yang perlu disiapkan melalui sinergi pemerintah dan industri.
“Pertama, dibutuhkan kebijakan pemerintah untuk sektor bisnis. Kebijakan 3 jam dari BKPM itu cukup membantu,” katanya. Kedua, lanjutnya, dibutuhkan peningkatan soft dan t hard infrastructure serta pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Sudah 25 tahun kami mengembangkan engineer, 70% insinyur kita sudah diberi pendidikan ke luar negeri,” kata Edward. (Wan/E-4) Media Indonesia, 19 Januari 2016, Halaman 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar