SATU per satu mobil berpenampilan tak biasa masuk ke area parkir Ocean Ecopark, Jakarta, Sabtu (9/8) siang. Mobil-mobil yang merupakan peserta ajang meet up Jakarta Modifi cation Festival (Jakmodfest) 2014 itu berasal dari berbagai aliran modifi kasi yang ada dan berkembang di Indonesia. Sebut saja aliran stance/hellafl ush, klasik, retro, Japanese domestic market (JDM), elegant, VIP, street racing, drift, extreme, total body conversion, hingga off-road. Hampir semua aliran itu terwakili sekitar 200 mobil yang ikut meramaikan ajang bertema Cars’ n burgers’ yang hanya berlangsung sehari tersebut.
Tidak mengherankan bila perhatian pengunjung Ocean Ecopark tersedot untuk melihat dari dekat mobil-mobil unik yang tentu jarang mereka lihat di jalan. Sesekali mereka berhenti untuk sekadar berpose bersama mobil yang dianggap paling spesial. Tak hanya pengunjung, peserta pun terlihat sibuk melirik dan mengabadikan mobil-mobil peserta lain yang menurut mereka sangat unik. Bahkan tak jarang mereka terlihat bertukar informasi mengenai cara modifi kasi.
Anggota panitia Jakmodfest 2014 Aditya Pradhana mengatakan acara tersebut memang diarahkan sebagai ajang apresiasi bagi kreativitas para pegiat modifikasi mobil yang ingin kendaraannya selalu tampil beda. Selain kopi darat para pemilik mobil modifi kasi, Jakmodfest 2014 juga menjadi tempat berkumpul para penyedia barang dan jasa baik otomotif maupun nonotomotif. “Tahun ini, Jakmodfest dibuat lebih kasual, tapi tetap fun. Sesuai namanya, akan ada banyak mobil dan burger untuk para peserta,” kata Aditya di selasela pelaksanaan Jakmodfest 2014.
Ikuti tantangan tersebut karena memang banyak peserta Jakmodfest 2014 yang memiliki kesamaan dalam memodifi kasi mobil menjadi ber-ground clearance rendah. Beberapa bahkan terlalu ekstrem karena bodi sampai menyentuh permukaan jalan. Bagi mereka, mobil ceper hanya soal selera. “Buat saya agak aneh kalau melihat mobil tampak dalam kondisi standar. Antara fender dan ban jadi terdapat jarak,” kata Dean Zen, pemilik Toyota Corolla yang sudah diceperkan hingga bodinya hampir bergesekan dengan permukaan jalan. Lain lagi dengan Tian Erawan. Calon dokter yang tunggangannya berupa Peugeout 206 itu menyebut mobil ceper justru bisa membuat pemiliknya melatih kesabaran, misalnya dalam hal memacu kecepatan mobil.
“Ketika kesabaran itu sudah bisa muncul, kita jadi tidak gampang emosi saat melihat perilaku pengemudi yang ugal-ugalan di jalan atau mau memberi kesempatan para pejalan kaki untuk menyeberang,” ujarnya. Dengan ‘tingkat keceperan’ mobilmobil peserta yang amat rendah itu, ajang beat the bump challenge pun menjadi suguhan menarik dan menghibur. Beberapa peserta bisa melewati polisi tidur. Namun, tak sedikit pula yang ban mobilnya mengeluarkan asap karena bergesekan dengan jalan saat berusaha menggerakkan mobil yang nyangkut di polisi tidur. (Beo/S-2) Media Indonesia, 14 Agustus 2014, Halaman 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar