19 Maret 2020

Tentang Jembatan Kelok 9 Sumatera Barat

Jembatan Kelok 9 Karya Anak Bangsa

Jalan Kelok 9 yang memiliki 9 buah kelokan terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat sekitar 25 kilometer dari Kota Payakumbuh ke arah Pekanbaru.Kelok 9 merupakan bagian ruas jalan Bukittinggi - Pekanbaru yang dibangun sejak masa kolonial tahun 1932. Ruas jalan ini dibangun dengan bentuk trase jalan berkelok 9 untuk mengatasi kontur jalan di pegunungan Bukit Barisan.

Jalan Nasional yang dibangun di atas jalan yang berkelok-kelok dan jurang yang dalam ini, sangat membahayakan bagi kendaraan yang melintas. Jalan ini sulit dilewati oleh kendaraan besar seperti trailer maupun truk gandeng, karena radius tikungan kurang dari 20 meter dan lebar perkerasan hanya 4,5 meter dan tidak bisa dilebarkan lagi karena kondisi alam.


Setiap hari, Jalan Kelok 9 ini selalu dipadati kendaraan, terutama ketika hari libur. Dalam sehari, diperkirakan ada 10.000 unit kendaraan berlalu lalang di jalan ini akibatnya untuk masa mendatang tidak lagi mampu mengakomodasi kendaraan-kendaraan besar yang menggerakkan perekonomian wilayah tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka Kementrian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Bina Marga menggagas pembangunan Jembatan Kelok 9. Jembatan ini merupakan salah satu kegiatan Kementrian PU mendukung program MP3EI yang bertujuan meningkatkan akses menuju koridor Ekonomi Sumatra, mendorong pengembangan kawasan di wilayah Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Riau, serta mendorong peningkatan daya saing wilayah.

Pembangunan Jembatan Kelok Sembilan dilakukan dengan pendekatan green construction, mengingat jembatan ini terletak di Kawasan Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau. Jembatan Kelok 9 terdiri dari 6 jembatan dengan panjang total 943 meter dan jalan penghubung sepanjang 2.089 meter.

Pekerjaan jembatan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama dilaksanakan tahun 2003-2011 dengan membangun 4 buah jembatan yaitu jembatan nomor 3,4,5 dan 6 sepanjang 699 meter, sedangkan tahap kedua dilaksanakan tahun 2012-2013 dengan membangun dua jembatan nomor 1 dan 2 sepanjang 244 meter.

Dengan jumlah jembatan yang banyak, jembatan kelok 9 merupakan jembatan yang sangat indah karena dibangun berkelok-kelok dengan ditopang pilar setinggi 60 meter diatas permukaan jalan di bawahnya.

Jembatan yang diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 31 Oktober 2013 seluruhnya dikerjakan oleh kontraktor dan tenaga ahli dari dalam negeri, sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bangsa Indonesia.

Dari sisi kontruksi, Jembatan Kelok Sembilan terlihat unik dan seolah menyatu dengan lingkungan cagar alam. Dimulai dari bangunan atas (superstruktur), pilar, substruktur, hingga pondasinya dapat menjadi model pembelajaran bagi insinyur sipil di Tanah Air. Sementara dari sisi pengelolaan kawasan, di lokasi ini terjadi interaksi yang harmonis antara pengelola kawasan hutan lindung dan pengelola infrasturkutr transportasi.

"Ini benar-benar merupakan karya kebanggaan anak bangsa," kata Mentri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto. Djoko Kirmanto menyatakan rasa bangganya atas keberhasilan pembangunan Jembatan Kelok Sembilan.

Sumber Media Cetak : Media Indonesia, 31 Oktober 2013.



Melepas Kepenatan Jakarta di Bukittinggi

Tiga dari empat hari kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Ke Provinsi Sumatra Barat dihabiskannya di Kota Bukittinggi. Bahkan, Presiden melakukan aktivitas kepresidenan dan berkantor di Istana Bung Hatta di Bukittinggi.

Kota dengan panorama alam yang menakjubkan itu tidak hanya penting bagi SBY, tetapi juga penting bagi perjalanan sejarah Republik ini. " Bukittinggi kota yang indah, penduduknya ramah dan taat beribadah," begitulah penggalan kalimat yang selalu diucapkan Presiden SBY saat mengawali sambutannya selama di Bukittinggi.

Kegiatan Presiden tampak lebih santai dan banyak jalan-jaloan di daerah Bukittinggi. Misalnya ketika mengawali Rabu (30 Oktober 2013), Presiden didampingi Ibu Ani Yudhoyono berolahraga sekaligus menyapa warga yang terkenal dengan jam gadang itu.

Pada pukul 06:30 wib, Presiden dan rombongan memulai jalan pagi dari Istana Bung Hatta menuju lapangan Kodim 0304/ Agam. Setelah sempat memutari lintasan lari satu kali, Presiden kemudian menyaksikan pertandingan bola voli tim dari Jakarta melawan tim Muspida Bukittinggi.

Seusai, menyaksikan pertandingan, Presiden dan rombongan meninjai Ngarai Sianok di pusat Kota Bukittinggi. Tentu saja, bentangan sungai pegunungan yang dikelilingi tebing tinggi itu tak luput dari bidikan Ibu Ani.

Tak hanya sebuah nagari yang indah, Presiden menyebutkan Bukittinggi sebagai tempat lahirnya para pemikir. Seorang putra terbaik bangsa, Hatta, dan pejuang Haji Agus Salim, merupakan sedikit diantara tokoh bangsa dan ulama besar yang dilahirkan di kota itu.

Diawal-awal pemerintahan Presiden Soekarno (1948), Bukittinggi sempat menjadi Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejarah mencatat Bung Karno pernah memerintahkan Mr Sjafroedin Prawiranegara memimpin Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari Bukittinggi ketika Yogyakarta jatuh ke tangan penjajah Belanda.

Ranah Minang keselurahan banyak melahirkan para tokoh besar nasional. Presiden menyempatkan diri bersilaturahmi dengan keluarga tokoh besar nasional.

" Saya bersilaturahmi dengan keluarga Bung Hatta, keluarga Sjafroedin Prawiranegara, keluarga Buya Hamka, keluarga Pak Nasir, tanggal 29 Oktober 2013," kata Pak SBY saat menyapa ribuan masyarakat Kecamatan Batu Sangkat, Kabupaten Tanahg Darat, Sumatra Barat.

Mungkin inilah yang sedang dicari Presiden di Bukittinggi, setidaknya untuk sejenak melepaskan diri dari kepenatan selama di Jakarta dan menguatkan semangatnya untuk menyelesaikan pemerintahan 1,5 tahun ke depan.

Sebab, SBY sering menyampaikan bahwa sambutan mengembalikan semangatnya untuk memimpin negeri ini. Selamat tinggal Bukittinggi, indah dan ramah.
Sumber Media Cetak : Media Indonesia, 31 Oktober 2013.

Dan berita dari Zamrudtv.com
Presiden SBY Bakal Resmikan Jembatan Layang Kelok 9
Jika tidak ada aral melintang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa(29/10/2013), bakal meresmikan Jembatan Layang Kelok 9 di Kabupaten 50 Kota, Sumatra Barat. Peresmian jembatan itu merupakan dari rangkaian kunjungan Presiden ke daerah Sumatra Barat.

Dari informasi yang diterima, Presiden SBY bakal didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono. Rombongan Presiden akan tiba di Padang, Senin siang ini(28/10/2013).

Dari informasi dari Setkab, setelah peresmian Jembatan Layang Kelok 9, Rabunya(30/10/2013), SBY akan meresmikan Istano Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar yang telah selesai pembangunannya pasca terbakar tahun 2007 di Tanah Datar.

Presiden baru direncanakan kembali ke Jakarta, pada hari Kamis(31/10.2013), setelah menghadiri puncak peringatan Hari Pangan se-Dunia di TVRI Sumatra Barat, Padang dan mengadakan pertemuan dengan kepala daerah di Balai Sidang Bung Hatta di Bukittinggi.
Sumber zamrudtv.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar